Minggu, 21 Oktober 2018

Cerpen

                Terimakasih ku ucapkan

        Aku tidak pernah berharap aku menjadi seperti ini, aku hanya ingin menjadi orang yang beruntung seperti orang-orang di luar sana, aku hanya ingin kebahagianku kembali seperti di masa kecilku dulu.
       Aku ingin masa kecil ku ada di masa sekarang, sekarang masaku penuh dengan drama, penuh dengan masalah, penuh dengan tangisan dan penuh dengan orang-orang yang kejam.
       Kapan kebahagianku kembali, akan kah hari ini? Esok? Lusa?
Aku hanya ingin bahagia walaupun sesaat, walaupun itu seditik bagi ku hal yang terkecil itu adalah hal yang sangat berharaga seperti waktu yang sangat berharga.
      Aku ingin memanfaatkan waktu yang sesingkat ini untuk kesenangan aku. Aku berpikir bagaimana jika waktu ini sangat singkat! Bagaimana jika waktu ini cepat berlalu di saat aku mulai merasa kan kebahagian yang sudah mulai muncul di kehidupan aku.
      Keluarga ku adalah kebahagianku yang paling besar di dunia ini, bagaikan emas berlian yang ku jaga perasaan nya yang kujaga perasaan nya yang kujaga mahkotanya.
      Aku ingin menghabiskan waktu ku hanya untuk mereka aku ingin membahagiakan mereka namun aku belum mampu untuk saat ini aku hanya bisa mendokan mereka supaya mereka panjang umur, supaya saat aku sudah sukses mereka masih ada di samping ku, supaya aku bisa membawa mereka ke tanah suci,.
      Ya tuhan, aku mohon tolong jaga mereka di mana pun mereka berada, panjang kan lah umur mereka supaya aku bisa berkesempatan membahagiakan mereka.
     Aku hanya ingin membahagiakan mereka dan aku juga ingin bahagia, aku merasa bahwa aku bukan orang yang beruntung, aku bukan orang yang beruntung di dunia ini.
    Aku iri dengan teman-teman sekitar ku, aku melihat mereka bahagia sekali bisa kesana-kesini pergi dengan teman-teman nya, aku juga ingin seperti mereka, namun aku sadar aku bukan mereka tapi aku adalah aku dan mereka adalah mereka.
    Seiring berjalan nya waktu aku mengerti bahwa sifat iri itu adalah sifat yang tidak baik untuk ditiru dan itu adalah sifat yang sangat paling aku sesali, karena dari sifat iri ku, aku sampai marah kepada orang tua ku akibat aku ingin seperti mereka juga. Aku sadar, bahwa sifat aku itu tidak baik.
    Dengan kesabaran orang tua ku aku mulai sadar dengan sifat aku ini, bahwa aku ini adalah orang yang beruntung dari mereka di luar sana, mungkin mereka tidak seberuntung aku, aku bisa merasakan kehangatan yang di buat oleh keluarga ku.
   Terimakasih aku ucapkan untuk dunia dan keluarga ku, aku bersyukur memiliki keluarga seperti ini, ayah.. Ibu.. Maafin aku yang selama ini selalu membuat hati kalian sedih ataupun kecewa.
   Terimakasih ayah... Ibu...
Aku bahagia..
Aku beruntung..
Dimiliki oleh kalian...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar